Selasa, 10 April 2007
Kamis, 05 April 2007
BerMain Dan KreaTivitas..!!!
Masa kecil adalah masa yang paling menyenangkan, semua orang pasti tidak menyangkal hal ini . Masih terbayang dibenak saya waktu indah bermain bersama teman-teman dikampung dengan menggunakan media-media yang ada disekitar misalnya dari pelepah kelapa yang tua dapat digunakan untuk bermain mobil-mobilan, bermain perang-perangan dengan menggunakan pistol-pistol yang dibuat sendiri mengunakan kayu, membuat mobil-mobilan dengan menggunakan kulit jeruk bali dan masih banyak lagi permainan-permainan lain yang semuanya dibuat menggunakan bahan yang ada disekitar kita. Jika kembali masa sekarang yang kita dan termasuk saya sudah berpindah generasi yang dulu menjadi anak-anak tetapi sekarang telah mempunyai anak, sering melihat anak-anak saya dan anak-anak sekarang berrmain dengan menggunakan media untuk bermain sangat jauh berbeda dengan media yang saya pergunakan. Masa sekarang tidak ada lagi mobil-mobilan yang terbuat dari kulit buah jeruk bali, tidak ada lagi bermain pistol-pistolan dengan menggunakan pistol kayu yang dibuat sendiri tetapi yang ada sekarang bermain mobil-mobilan yang sudah canggih yang dibuat dari pabrik misalnya mobil tamiya, mobil remote control dan lainnya yang harus kita beli. Jika kita lihat masa sekarang ini yang mungkin dianggap sudah modern jadi hal-hal yang seperti saya lakukan pada waktu kecil dahulu tidak sesuai lagi dengan masa sekarang. Namun kalau kita amati lebih jauh timbul suatu kekhawatir saya terhadap generasi anak-anak sekarang yang mungkin seolah-olah di ciptakan menjadi generasi-generasi yang konsumtif. Anak-anak sekarang mungkin sebagian besar tidak dapat membuat mobil-mobilan dan mainan-mainan yang diciptakan dari hasil karya sendiri dengan menggunakan media yang ada disekitarnya. Sebagian besar anak-anak sekarang atau mungkin orangtuanya berpendapat untuk apa repot-repot membuat mainan sendiri toh dengan banyak mainan yang tersedia dipasar yang dapat dibeli. Memang secara praktis kita berpikir bahwa hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena mereka beranggapan bahwa bukan zamannya lagi kita harus repot-repot untuk membuat mainan sendiri. Tetapi kalau kita lebih jeli melihat ada dampak yang mungkin tidak kita sadari dengan pola pikir yang demikian diantaranya adalah :
- Pola Hidup Konsumtif, hal ini dapat dilihat bahwa dengan adanya pemikiran yang demikian secara tidak disadari pola hidup generasi-generasi kita menjadi orang-orang yang konsumtif. Artinya dengan bermain saja kita harus mengeluarkan uang untuk membeli media bermain. Mereka bermain bukan berdasarkan dari hasil imajinasi mereka tetapi permainan mereka sudah tergantung dari media yang ada dan diciptakan oleh pihak lain misalnya pabrik atau produsen mainan. Dengan demikian bukan tidak mungkin dari permainan-permainan yang diciptakan oleh pihak lain dapat mempengaruhi pertumbuhan jiwa generasi-generasi kita tanpa disadari, misalnya menciptakan generasi yang egoistis tanpa memperhatikan orang disekitarnya, menciptakan generasi yang selalu labil dan mudah dipengaruhi dan bukan tidak mungkin menciptakan generasi yang tidak mempunyai identitas diri.
- Pola Hidup Non Kreativitas, artinya generasi-generasi kita akan menjadi orang-orang yang tidak mempunyai kreativitas. Anak-anak kita akan menjadi orang yang malas untuk menciptakan atau berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Generasi anak-anak kita akan sulit untuk menjadi orang survive karena hal-hal yang menyangkut kemandirian dan life skill di dalam dirinya sudah tidak ada.
Mudah-mudahan saja apa yang saya khawatirkan tentang anak-anak kita ini tidak menjadi kenyataan, karena apabila hal ini terjadi bagaimana generasi-generasi kita yang akan datang....?.
Mungkin tidak ada salahnya untuk kembali melihat kebelakang, yaitu mengajarkan kepada anak-anak kita agar dapat menciptakan permainan-permainan dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Kembali kebelakang bukan berarti kita ketinggalan zaman atau tidak mengikuti zaman. Zaman ada bukan untuk kita ikuti tetapi kitalah yang menciptakan zaman itu sendiri. Hanya orang kalah yang dapat dikalahkan zaman sebaliknya sang pemenang adalah orang yang menciptakan zaman.Saya mempunyai impian dimana anak-anak sekarang dapat bermain dengan riang tanpa harus mengeluarkan uang. Mereka dengan bangga memperlihatkan hasil-hasil yang mereka buat berdasarkan imajinasinya. Wah.... alangkah senangnya bisa kembali kemasa kecil yang penuh dengan kegembiraan... dan keceriaan.
Salah satu tujuan pendidikan secara mendasar adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, pendidikan apa pun jenisnya tidak bisa melepaskan misi tersebut. Dengan pendidikan, generasi bangsa bisa mengerti, kebodohan merugikan, ketidakadilan kezaliman, eksploitasi manusia melanggar hak asasi manusia, dan sebagainya.
Rabu, 04 April 2007
BUTA AKSARA..!!
Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling prioritas untuk dibangun di Kalbar. Hal ini diakui oleh Gubernur Kalbar, Usman Ja’far ketika berkunjung ke Sambas beberapa hari yang lalu.Menurut Usman, saat ini sekitar 140 ribu masyarakat Kalbar masih buta huruf. Oleh karena itu, gerakan wajib belajar menurutnya harus tetap digalakkan disegenap lapisan masyarakat.
“Pemprov menargetkan penuntasan buta huruf sebanyak 15 ribu orang pertahun.” Katanya. Untuk mengatasi kondisi yang cukup memprihatinkan ini, menurutnya pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perlu ada dukungan dari seluruh elemen masyarakat. “Peran orang tua dan keluarga juga sangat penting, “ ujarnya.
Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih bagi pendidikan anak-anak atau saudaranya, memberikan motivasi dan dukungan. Disamping pendidikan, sektor kesehatan juga dipandang sebagai modal utama dalam melaksanakan pembangunan. “Dengan generasi yang cerdas dan sehat, tujuan pembangunan Kalbar untuk menjadi daerah yang maju bisa tercapai,” Katanya.(pontianak post, 3 Apr 2007).
Menarik sekali pernyataan ini karena merupakan peluang bagi Zamrud On-line untuk dapat berperan juga dalam program ini. Semoga saja program ini bukan hanya suatu pernyataan politis saja.